gravatar

Menantikan Malam Lailatul Qadar

Menantikan Malam Lailatul QadarKeutamaan Lailatul Qadar

Pertama, lailatul qadar adalah malam yang penuh keberkahan (bertambahnya kebaikan). Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar: 1). Keberkahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya (yang artinya), “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar: 3-5). Sebagaimana kata Abu Hurairah, malaikat akan turun pada malam lailatul qadar dengan jumlah tak terhingga. Malaikat akan turun membawa kebaikan dan keberkahan sampai terbitnya waktu fajar. (Zaadul Maysir, 6/179)

Kedua, lailatul qadar lebih baik dari 1000 bulan. An Nakho’i mengatakan, “Amalan di lailatul qadar lebih baik dari amalan di 1000 bulan.” Mujahid dan Qotadah berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lebih baik dari seribu bulan adalah shalat dan amalan pada lailatul qadar lebih baik dari shalat dan puasa di 1000 bulan yang tidak terdapat lailatul qadar.

Ketiga,menghidupkan malam lailatul qadar dengan shalat akan mendapatkan pengampunan dosa. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?


Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2020 dan Muslim no. 1169)

Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari no. 2017)

Lalu kapan tanggal pasti lailatul qadar terjadi? Ibnu Hajar Al Asqolani telah menyebutkan empat puluhan pendapat ulama dalam masalah ini. Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada sebagaimana dikatakan oleh beliau adalah lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun (Fathul Baari, 6/306, Mawqi’ Al Islam Asy Syamilah). Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam kedua puluh tujuh atau mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam kedua puluh lima, itu semua tergantung kehendak dan hikmah Allah Ta’ala. Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.” (HR. Bukhari no. 2021)

Para ulama mengatakan bahwa hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tanggal pasti terjadinya lailatul qadar adalah agar orang bersemangat untuk mencarinya. Hal ini berbeda jika lailatul qadar sudah ditentukan tanggal pastinya, justru nanti malah orang-orang akan bermalas-malasan.

Do’a di Malam Lailatul Qadar

Sangat dianjurkan untuk memperbanyak do’a pada lailatul qadar, lebih-lebih do’a yang dianjurkan oleh suri tauladan kita –Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam- sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah. Beliau radhiyallahu ‘anha berkata, ”Katakan padaku wahai Rasulullah, apa pendapatmu, jika aku mengetahui suatu malam adalah lailatul qadar. Apa yang aku katakan di dalamnya?” Beliau menjawab, ”Katakanlah: ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anni’ (Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf lagi Maha Mulia yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Adapun tambahan kata “kariim” setelah “Allahumma innaka ‘afuwwun …” tidak terdapat satu dalam manuskrip pun. Lihat Tarooju’at no. 25)

Tanda Malam Lailatul Qadar

Pertama, udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi. Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh/terpercaya)

Kedua, malaikat turun dengan membawa ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.

Ketiga, manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.

Keempat, matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim no. 1174)

Bagaimana Seorang Muslim Menghidupkan Malam Lailatul Qadar?

Lailatul qadar adalah malam yang penuh berkah. Barangsiapa yang terluput dari lailatul qadar, maka dia telah terluput dari seluruh kebaikan. Sungguh merugi seseorang yang luput dari malam tersebut. Seharusnya setiap muslim mengecamkan baik-baik sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Di bulan Ramadhan ini terdapat lailatul qadar yang lebih baik dari 1000 bulan. Barangsiapa diharamkan dari memperoleh kebaikan di dalamnya, maka dia akan luput dari seluruh kebaikan.” (HR. Ahmad. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Oleh karena itu, sudah sepantasnya seorang muslim lebih giat beribadah ketika itu dengan dasar iman dan tamak akan pahala melimpah di sisi Allah. Seharusnya dia dapat mencontoh Nabinya yang giat ibadah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. ‘Aisyah menceritakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat bersungguh-sungguh pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan melebihi kesungguhan beliau di waktu yang lainnya.” (HR. Muslim no. 1175)

Seharusnya setiap muslim dapat memperbanyak ibadahnya ketika itu, menjauhi istri-istrinya dari berjima’ dan membangunkan keluarga untuk melakukan ketaatan pada malam tersebut. ‘Aisyah mengatakan, “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari berjima’), menghidupkan malam-malam tersebut dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari no. 2024 dan Muslim no. 1174)

Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Aku sangat senang jika memasuki sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan untuk bertahajud di malam hari dan giat ibadah pada malam-malam tersebut.” Sufyan pun mengajak keluarga dan anak-anaknya untuk melaksana kan shalat jika mereka mampu. (Latho-if Al Ma’arif, hal. 331)

Adapun yang dimaksudkan dengan menghidupkan malam lailatul qadar adalah menghidupkan mayoritas malam dengan ibadah dan bukan seluruh malam. Pendapat ini dipilih oleh sebagian ulama Syafi’iyah. Menghidupkan malam lailatul qadar pun bukan hanya dengan shalat, bisa pula dengan dzikir dan tilawah Al Qur’an (Lihat ‘Aunul Ma’bud, 3/313, Mawqi’ Al Islam, Asy Syamilah). Namun amalan shalat lebih utama dari amalan lainnya di malam lailatul qadar berdasarkan hadits, “Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 1901)

Bagaimana Wanita Haidh Menghidupkan Malam Lailatul Qadar?


Juwaibir pernah mengatakan bahwa dia pernah bertanya pada Adh Dhohak, “Bagaimana pendapatmu dengan wanita nifas, haidh, musafir dan orang yang tidur (namun hatinya dalam keadaan berdzikir), apakah mereka bisa mendapatkan bagian dari lailatul qadar?” Adh Dhohak pun menjawab, “Iya, mereka tetap bisa mendapatkan bagian. Siapa saja yang Allah terima amalannya, dia akan mendapatkan bagian malam tersebut.” (Latho-if Al Ma’arif, hal. 331)

Dari riwayat ini menunjukkan bahwa wanita haidh, nifas dan musafir tetap bisa mendapatkan bagian lailatul qadar. Namun karena wanita haidh dan nifas tidak boleh melaksanakan shalat ketika kondisi seperti itu, maka dia boleh melakukan amalan ketaatan lainnya. Yang dapat wanita haidh lakukan ketika itu adalah: (1) Membaca Al Qur’an tanpa menyentuh mushaf, (2) Berdzikir dengan memperbanyak bacaan tasbih (subhanallah), tahlil (laa ilaha illallah), tahmid (alhamdulillah) dan dzikir lainnya, (3) Memperbanyak istighfar, dan (4) Memperbanyak do’a. (Lihat pembahasan di “Al Islam Su-al wa Jawab” pada link http://www.islam-qa.com/ar/ref/26753)

Beri’tikaf Demi Menanti Lailatul Qadar

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau. Inilah penuturan ‘Aisyah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dengan tujuan untuk mendapatkan malam lailatul qadar, untuk menghilangkan dari segala kesibukan dunia, sehingga mudah bermunajat dengan Rabbnya, banyak berdo’a dan banyak berdzikir ketika itu. (HR. Bukhari no. 2026 dan Muslim 1172)

Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika ingin beri’tikaf.


Pertama, i’tikaf harus dilakukan di masjid dan boleh di masjid mana saja. I’tikaf disyari’atkan dilaksanakan di masjid berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “(Tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid” (QS. Al Baqarah: 187). Demikian juga dikarenakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu juga istri-istri beliau melakukannya di masjid, dan tidak pernah di rumah sama sekali.

Menurut mayoritas ulama, i’tikaf disyari’atkan di semua masjid karena keumuman firman Allah di atas (yang artinya) “Sedang kamu beri’tikaf dalam masjid”. Adapun hadits marfu’ dari Hudzaifah yang mengatakan, ”Tidak ada i’tikaf kecuali pada tiga masjid yaitu masjidil harom, masjid nabawi dan masjidil aqsho”. Perlu diketahui, hadits ini masih dipersilisihkan statusnya, apakah marfu’ (sabda Nabi) atau mauquf (perkataan sahabat).

Kedua, wanita juga boleh beri’tikaf sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengizinkan istri beliau untuk beri’tikaf. Namun wanita boleh beri’tikaf di sini harus memenuhi 2 syarat: (1) Diizinkan oleh suami dan (2) Tidak menimbulkan fitnah (masalah bagi laki-laki).

Ketiga, yang membatalkan i’tikaf adalah: (1) Keluar masjid tanpa alasan syar’i atau tanpa ada kebutuhan yang mubah yang mendesak (misalnya untuk mencari makan, mandi junub, yang hanya bisa dilakukan di luar masjid), (2) Jima’ (bersetubuh) dengan istri berdasarkan Surat Al Baqarah: 187 di atas.

Keempat, hal-hal yang dibolehkan ketika beri’tikaf di antaranya: (1) Keluar masjid disebabkan ada hajat seperti keluar untuk makan, minum, dan hajat lain yang tidak bisa dilakukan di dalam masjid, (2) Melakukan hal-hal mubah seperti bercakap-cakap dengan orang lain, (3) Istri mengunjungi suami yang beri’tikaf dan berdua-duaan dengannya, (4) Mandi dan berwudhu di masjid, dan (5) Membawa kasur untuk tidur di masjid.

Kelima, jika ingin beri’tikaf selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan, maka seorang yang beri’tikaf mulai memasuki masjid setelah shalat Shubuh pada hari ke-21 (sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dan keluar setelah shalat shubuh pada hari ‘Idul Fithri menuju lapangan.

Keenam, hendaknya ketika beri’tikaf, sibukkanlah diri dengan melakukan ketaatan seperti berdo’a, dzikir, bershalawat pada Nabi, mengkaji Al Qur’an dan mengkaji hadits. Dan dimakruhkan menyibukkan diri dengan perkataan dan perbuatan yang tidak bermanfaat. (pembahasan i’tikaf ini disarikan dari Shahih Fiqih Sunnah, 2/150-158)

Semoga Allah memudahkan kita menghidupkan hari-hari terakhir di bulan Ramadhan dengan amalan ketaatan. Hanya Allah-lah yang memberi taufik.



At Tauhid edisi V/37

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Read More......
gravatar

My Holy Quran | Read | Baca | Iqro


Hiasilah Ramadhan Anda dengan memperbanyak Tilawah Quran



Read More......
gravatar

Penghargaan Persembahan dari Gempa Tasikmalaya


Sungguh memilukan apabila terjadi bencana alam di bumi ini, tak terbayang berapa nyawa akan melayang, trauma dari para korban, baik luka-luka yang ringan maupun yang berat, khusus bagi korban dengan luka berat tentunya akan menjadi trauma seumur hidup, derita kecacatan akan dirasakan hingga akhir hayatnya. Adapun kerusakan material yang diakibatkan bencana tersebut tak terbayang besarnya. Rusaknya fasilitas pelayanan, gedung-gedung perkantoran, terhentinya pusat ekonomi rakyat, dan sebagainya.

Demikian juga halnya bencana gempa bumi yang terjadi di perairan sebelah selatan pulau jawa bagian barat, atau lebih tepatnya gempa Tasikmalaya. Hingga hari ke-13 bulan ramadhan sudah tercatat 59 orang korban tewas.

Terhitung sejak hari tanggal tulisan ini diposting, Data sementara Satkorlak Jabar hingga pukul 06.00 WIB. menyatakan :

59 korban yang tewas itu tersebar di Kabupaten Tasik 5 orang, Kabupaten Bandung 9, Kabupaten Bandung Barat 1, Kabupaten Sukabumi 2 orang, Kabupaten Cianjur 22, Kabupaten Bogor 2, Kabupaten Ciamis 6, dan Kota Tasik 5.

Selain itu di Cianjur masih ada 37 orang yang dinyatakan hilang oleh keluarganya

Selain korban meninggal, sebanyak 429 orang di Jabar mengalami luka-luka baik kategori berat, sedang, maupun ringan. Sementara untuk rumah yang hancur rata dengan tanah sebanyak 1.745 rumah.
Rusak berat 29.529 rumah dan rusak ringan 55.179 rumah.

Jumlah pengungsi sebanyak 1.612 KK atau setara dengan 25.242 jiwa.

Namun ditengah tangis pilu dan derita warga yang diakibatkan bencana gempa bumi tersebut, ternyata gempa Tasikmalaya menyematkan penghargaan tersendiri kepada pihak lain.
simak berikut, diambil dari index berita detiknews, belum kepada situs berita yang lain.

'Gempa Langsung Puncaki Twitter','60% Topik Twitter Dikuasai Indonesia','Tasikmalaya Mendunia di Twitter','Facebook Juga Diguncang 'Gempa' Status','Status YM Siarkan Gempa ke Mana-mana','Kisah Gempa Diabadikan via Blog'

Arus perkembangan dunia maya, dalam hal ini web berbasis jejaring sosial adalah yang merasakan dampak(keuntungan) yang paling besar. Update status, threading topics, etc yang berisi seputar perkembangan gempa Tasikmalaya justru mengisi prosentasi pemberitaan web dunia. Tak ketinggalan pula web berbasis berita. Memang hal ini memudahkan para onliners dunia maya dalam mengetahui perihal informasi secara cepat, namun bila ditik ulang dengan seksama, keuntungan finansial tetap paling besar dipegang oleh pengelola web. Karena keuntungan mereka tidak melihat bentuk pilu apa yang menjadi informasi melainkan seberapa laris informasi mana yang menjadi indikator keuntungannya.

Simak pula

'Pasca Gempa, Okupansi Indosat Melonjak 100%','Gempa Bikin Trafik Esia Naik Dua Kali Lipat','Pasca Gempa, Trafik Flexi ke Jakarta Meledak','Trafik Melonjak, Jaringan Telekomunikasi Tersendat'

Diantara keras tangisnya para korban masihkan ada pihak-pihak yang tersenyum simpul ? Semoga tidak, dan penulis berbaik sangka kepada semua pihak bahwa kita semua merasakan kepedihan yang sama.

Dalam mesin pencari google, hasil pencarian yang didapat dengan kata kunci 'Gempa Tasikmalaya' adalah lebih dari 100.000 web link yang telah mewartakannya. Angka yang cukup tinggi dari informasi yang dapat diraih dalam kurun waktu kurang dari 2 hari.

Dibalik tragedi bencana alam, pastilah ada hikmah yang tersirat, namun kali ini penulis tidak ingin mengajak Anda untuk mengurai hal tersebut. Ada hal yang lebih urgen yang bisa dilakukan yaitu dengan segera mendonasikan bantuan Anda lewat badan-badan resmi bantuan bagi bencana alam di Indonesia.

Anda bisa memberikannya lewat Bulan Sabit Merah Indonesia atau Palang Merah Indonesia. Keterangan Bulan Sabit Merah mengenai donasi untuk korban gempa di daerah Tasikmalaya dan sekitarnya :

Terjadi gempa berkekuatan besar dengan pusat di Selatan pulau Jawa dengan 7.3 SR. Telah hancur Bangunan rumah, kerusakan gedung sekolah, mesjid dan sarana lainnya.
Tasikmalaya, Garut, Cianjur, Sukabumi dan lainnya terjadi longsor, korban berjatuhan tertimbun dan anak-anak serta ibu-ibu yang membutuhkan pertolongan. salurkan donasi anda untuk membantu mereka di

rekening nomor 020003 8569 BSM cab. Tanjung Priok a.n Bulan Sabit Merah Indonesia

Untuk Palang Merah Indonesia :

Dalam menyediakan barang-barang bantuan tersebut PMI bekerjasama dengan Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) dan sejumlah Perhimpunan Nasional yaitu Palang Merah Hong Kong, Palang Merah Amerika, Palang Merah Perancis, Palang Merah Jerman, dan Palang Merah Denmark.

PMI membuka rekening bantuan bagi masyarakat yang ingin membantu korban gempa Tasikmalaya di Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Pancoran, no rekening 0390 0100 0030 303, atas nama Palang Merah Indonesia.


Demikian halnya bagi pihak-pihak yang selama ini diuntungkan dari terjadinya musibah ini (misal: pengelola situs, provider telekomunikasi, direksi berita televisi, dll) agar supaya menyisihkan keuntungannya bagi para korban dengan cepat, dan akurat. (sebagaimana slogan berita mereka). Dan untuk blogger supaya memasang banner-banner berisi anjuran donasi kepada para korban.

Terima kasih kepada semua pihak.

Read More......
gravatar

[baru] 1/3 di bulan istimewa

Sudah berapa lama Anda aktif di dunia blog ?? 1 Bulan .. 2 Bulan .. 5 Bulan .. 1 Tahun atau bahkan lebih ..??
Motivasi apa yang ada dalam benak Anda pertama kali ketika mengikrarkan diri bahwa Anda masuk dalam dunia ini ?
Sekedar menulis diary harian ? Blogging sebagai sharing informasi Anda ? Mengisi waktu luang ? Untuk berbisnis ? Atau motivasi campuran yang kompleks dari bermacam-macam motivasi yang Ada ?
Bagi Anda blogger pemula, penulis ucapkan selamat datang di dunia blogger.

Penulis memberikan apresiasi selamat mengembangkan kreatifitas Anda semaksimal mungkin. Dilihat dari bidang apapun basic kehidupan ataupun pendidikan Anda, penulis harap blog Anda merupakan pencerminan Individu Anda yang positif, sehingga kedepannya tidak hanya memberikan manfaat kepada diri Anda pribadi melainkan juga kepada khalayak umum. Kemudian penulis juga mengucapkan selamat menempuh relung-relung sendi dunia blogger baik itu fantasi dan eforia kesenangannya ataupun segala tetek bengek kesulitannya.

Penulis harap Anda siap untuk hal yang terakhir.

Bagi para master ataupun senior, wah ... penulis belum saatnya ngasih komentar nie .. Ilmu dari Anda semoga tetap berkesinambungan mengalir kepada kami yang baru dalam tahap belajar. Ya, belajar dalam berbagai hal, karena betapa tinggi jenjang ilmu yang diraih, kami masih mendapati adanya keterbelakangan kami dalam hal-hal tertentu atau katakanlah hal yang baru ...

Suatu jetika Penulis jumpai seorang lulusan S2 ketika Beliau mengikuti sebuah seminar, di situ Beliau merasa diri, oh ternyata masih bayak hal yang perlu dipelajari di dunia ini. Jenjang pendidikan setinggi apapun seakan tak mampu untuk menampung berbagai ilmu yang ada di dunia ini. Beliau merasa bodoh dihadapan peserta yag lain apalagi kepada pembawa materi. Motivasi inilah yang Penulis cuba untuk mencontohnya.

2 pertanyaan diawal merupakan inti dari apa yang akan penulis konfirm disini. Katakanlah Anda adalah blogger yang sudah aktif selama 5 bulan dan motivasi Anda menulis di blog adalah motivasi campuran, Yaitu Anda ingin sharing informasi dari apa yang Anda ketahui namun Anda juga ingin informasi Anda tersebut mempunyai efek bisnis, dan terkadang dalam 1 atau 2 postingan Anda mengungkapkan keluhan curhat di blog Anda tersebut.

Katakanlah begitu ... Biar lebih cepat pembahasannya ..

Konsekuensi dari motivasi Anda adalah, selau berusaha agar informasi Anda lekas diketahui oleh banyak orang, dengan waktu yang relatif singkat dan tepat sasaran ... Maka Anda berfikir bahwa hal ini memerlukan strategi khusus dalam pelaksanaanya, Anda tidak bisa hanya menyandar kepada pengunjung menyapa Anda dan kemudian pengunjung kedua Anda adalah orang yang melihat aktifitas terakhir pengunjung pertama Anda tadi melalui referrer. Maka tersebarnya informasi Anda akan memakan waktu yang sangat lama.

Mulailah Anda menggunakan teknik SEO, memperbaiki sistem tag, membuat postingan-postingan berantai, ikut forum yang diikuti blogger, mengirim artikel ke media nasional dan kemudian Anda membubuhkan backlink ke blog Anda, Mengikuti lomba antar blog, Menaruh banner iklan di situs top, dsb ...

Berbagai macam langkah dilakukan untuk mecuatkan ketenaran blog Anda. Semua hal tersebut mebutuhkan kerja yang ekstra dan pemanfaatan timing waktu yang tepat. Dalam 1-5 Bulan pertama, inilah kerja lembur Anda. Tetapi dalam periode waktu tersebut, Anda belum bisa melihat hasilnya dengan seksama. 5 Bulan periode berikutnya, Anda melakukan usaha yang tidak kalah melelahkannya. Di dalam periode ini, hasil sudah bisa dilihat dan dirasakan, walau sedikit ...

maka Penulis ucapkan selamat kepada Anda yang tetap teguh selama periode tersebut...


Namun yang menjadi pertanyaan, seberapa kuatkah Anda ... 1 Tahun berikutnya 2 Tahun Berikutnya ...

OK dah, katakanlah Anda masih bisa bertahan dalam 1 tahun pertama, karena Anda melihat, bahwa suatu urusan yang berpotensi mempunyai nilai yang besar dan penggarapannya dibutuhkan keuletan, kesinambungan dan keteraturan tidak bisa dilakukan secara sendiri. Harus ada teamwork yang mendampingi. Anda berfikir, Tidaklah perlu kita menjadi superman, namun kondisi tubuh babak belur, alias pahlawan kesiangan .. Urusan yang kompleks akan terasa lebih mudah bila ditangani oleh kelompok komunitas secara bersama-sama.

Berat sama dijinjing ringan sama dibanting ?? hehehehe...

Dan apabila dengan ini Anda bertahan lebih luama ..... dan tentunya memang demikian,
maka apresiasi terakhir. Penulis menyatakan siap berguru kepada Anda, wahai senior .. !! wahai master blogger .. !!

Begitu berat, melelahkan, serba memusingkan, kerja lembur, etc ... bisa bertahan lama ... hebat-hebat .., kerja bagus ...

Dilihat dari bejibunnya master blogger di Indo, Penulis menyadari seberat apapun langkah-langkah tersebut yang musti ditempuh, bukanlah suatu hal yang mustahil tidak dapat dilakukan.

Beralih ke Topik laen ...

Apa maksud Penulis nie

Biar ga serius banget ..
Postingan kali ini bertepatan dengan 1/3 pertama bulan ramadhan. Bulan yan penuh keutamaan ini, dimana segenap kaum muslim berlomba-lomba berusaha untuk mendapatkan keberkahannya. Diawal bulan ramadahan masjid-masjid penuh, tempat wudhu jadi ajang antrean seperti antre BBM. Semarak tilawah quran menghiasi rumah, mushola dan masjid-masjid, amalan ibadah, seperti shodaqoh, infaq, hibah, senantiasa mengucur kepada mereka yang berhak ..

Itu keadaan di awal bulan ramdhan, dan dalam 1/3 bulan awal ini sudah ada wujud fenomena kewajaran sebagaimana bulan-bulan ramadhan tahun kemaren..
Shof-shof masjid mulai maju, alias berkurang, tilawah Quran tinggal sayup-sayup hanya terdengar di 1 atau 2 petak rumah. Fenomena yang menjadi keprihatinan kaum muslim selama ini.

Bukankah kita mengetahu betapa besar keutamaan di bulan ini. Ampunan, pahala dilipatkan, keberkahan, kemudahan, hingga jaminan surga ..? Apa yang membuat kaum muslim lari dari masjid, apa yang membuat mereka berhenti beramal di tengah jalan ?

Adapun kondisi sebaliknya, coba tengok tempat-tempat semacam hypermarket, mall, bisnis center pada waktu dilaksanakannya sholat tarawih, kemudian lihatlah jalan-jalan protkol kota, jalan samping rel kereta atau jalan TOL pada waktu akan berbuka, kemudian lihat juga taman-taman kota di waktu menjelang ba'da subuh hari. Niscaya Anda lihat kerumunan kegiatan massa yang lebih intensif disitu daripada tempat-tempat yang disebutkan penulis dimuka. Entah kegiatan apa yang mereka lakukan.

Kesinambungan perilaku manusia dalam hal dunia memang tidak bisa dibandingkan dalam hal ruhani mereka. Keinginan mereka dalam memenuhi kebutuhan badan mereka terasa lebih urgent daripada jiwa mereka. Padahal mereka mengetahui apa yang sebenarnya mereka raih, atau mereka tidak mengetahui sama sekali, atau mereka pura-pura tidak mengetahui ?? Wallohu musta'an.

Read More......