gravatar

Ramadhan di Kota Tuak...

Sudah 13 hari nih kita menjalankan ibadah puasa..
Gimana puasanya..? ada perubahan gak? maksudnya intensitas ibadahnya berubah nggak? Mudah-mudahan banyak berubah ya... tentu berubah ke arah positif..

Kami di sini, di Tuban, menjalankan ibadah puasa di bawah terik panasnya kota Tuban (kalah loh Jakarta). hoott... very hot.. di pinggir pantai euy...
Kebiasaan masyarakatnya dalam menjalankan puasa saya pikir sama saja dengan di Jakarta, masjid ramai dengan alunan ayat-ayat Al Quran, anak-anak remaja membangunkan sahur dengan gendangnya, asmara subuh juga banyak... :-(, ngabuburit pada sorenya.., sholat tarawih berjamaah di masjid, yaah... sama deh...

Cuma.. ada satu kebiasaan yang saya lihat tidak berubah di Kota ini, yaitu kegemaran meminum "Tuak" (minuman khas Tuban berasal dari airnya buah lontar, jk didiamkan menjadi tuak, ini mengandung alkohol).

Waktu kami pertama kali datang di kota ini (sekita bulan Mei yang lalu), kami langsung menemukan pemandangan tersebut. Kerumunan laki-laki dipinggiran jalan, diperempatan, dan biasanya didominasi oleh tukang-tukang becak, duduk-duduk, santai dan sambil ... minum tuak..! Yah.. sepertinya di sini sudah menjadi pemandangan yang biasa. Makanya Tuban selain disebut "kota Santri", "Kota Seribu Wali", juga disebut "Kota Tuak". Dan sepertinya label ini pun tidak menjadi masalah bagi pemdanya. Hmmm...

Dan sekarang, Ramadhan yang mulia ini datang... sepertinya tidak membuat mereka bergeming dari aktifitas tersebut. Tetap saja di siang hari, ramai tukang becak di pinggir jalan, kumpul-kumpul, sambil tunggu penumpang, tuak tetep di tangan mereka... masya Allah.. Cuma bedanya... mereka buat pembatas antara mereka dengan jalan..(semacam terpal gitu..) ... biar nggak terlalu kelihatan.. (padahal kelihatan juga.. heh... please deh...)..

Dan sedihnya lagi, aparat setempat juga nggak ada yang menertibkan.... ealaah.... mau jadi apa mas-mas... udah di dunia susah... diakhirat mau susah juga..?

by. Ummi Haidar

gravatar

Julukan "Kota Tuak" tidak akan hilang dari kota Tuban, karena itu sudah menjadi ciri khas nya Tuban selaku produsen Tuak dari buah lontar.
Saya masih ingat ketika saya masih di nas di Surabaya sekitar 4 tahun yag lalu dan sempet sekitar 5 kali saya ke tuban. Setiap kali saya le Tuban, pasti temen-temen kantor menanyakan " Mana oleh-oleh dari Tuban nya..?" Maksud nya "Tuak" Saya pun bilang aja "susah bawa nya pake Bus .." hehehe..
Saya pernah tanya kepada kepada Karyawan yang berada di Tuban bahwa Minuman itu sudah menjadi khas nya Tuban. Sehingga kalo ada pengunjung yang datang ke Tuban tidak minum maka tidak mengenal Tuban.... :-(
Ga ngaruh kali yah.... :-)

Oh ya... kantor tuban saya dulu di Jl. Raya Widengan Km. 3, Tuban 62381... Tau ga Mba uma..?

gravatar

hidup ya...ga dimana ga dimana kemaksiatan selalu mengiringan dan menyertai kema'rufan...

gravatar

Jl. Raya Widang kali ya mat? belum penah ke sana sih..