gravatar

Ndherek tepang ... (1)

Ciri orang dewasa itu adalah pada saat dia mau membuka dirinya untuk dikenal orang lain, sekaligus mau memperkenalkan dirinya, walaupun mungkin orang lain tidak mau mengenalnya. Dengan kata lain daya inisiasinya telah mempengaruhi dirinya untuk membuka pertemanan seluas mungkin tanpa harus memikirkan.kemanfaatan jangka pendek.
Masalah inilah kelihatannya yang menggelayuti ki Prat beberapa hari ini, sehingga dia sering mengkernyitkan dahi.
Kadang mengkeret disertai pandangan sejurus seakan-akan ingin kelihatan berfikir serius. Bahkan sering dilanjutkan dengan melihat pyan di rumahnya, dan ditutup dengan tarikan nafas panjang. Rambutnya dielus-elus setengah garuk-garuk karena terasa gatal. Memang akhir-akhir ini dia sering merasa gatal di kepala, entah karena ketombe, ataupun rambut ubannya yang semakin banyak.
“Nyi…saya itu pingin menjadi warga yang baik, idhep-idhep nambah paseduluran”. Ki Prat membuka suasana hening sejenak di rumahnya. Karena praktis sehari-hari rumahnya selalu gaduh dengan suara anak-anaknya. ”Maksudnya apa to ki... kok kadingaren. Bukankah kita sudah punya sedulur banyak. Keluarga besar yang kita sendiri sekarang ndak tahu berapa jumlahnya.” Nyi prat berusaha menebak-nebak apa sebenarnya yang sedang difikirkan ki Prat.”Lha iyaa… tapi kan jauh-jauh. Jadi kalau ada apa-apa itu musti yang pertama kali kita sambati kan ya tetangga kita. Ya itu yang menjadi sedulur kita nanti”. Ki Prat berusaha untuk menjelaskan. ”Ki.. bukankah selama ini, walaupun jauh kan ya ndak pernah lupa sama kita. Teknologi komunikasi sudah memadai, silaturahim juga lancar, bahkan kita juga sering sambat, dan mbakyu-mbakyu ya cukup tanggap lho” Kata nyi Prat dengan sedikit menggurui. ”Betul Nyi..Cuma ini masalah momentum. Kita kan belum pernah sowan satu persatu ke para tetangga. Kebetulan ini hari baik, bulan baik dan tahun baik. Pas lebaran itu kelihatannya pantes kalau kita mempererat silaturahim. Apalagi tadi waktu ngudarasa sama teman-teman, ada yang ngingatkan supaya kita memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, sebelum kita kehabisan kesempatan. Lha muncul ide, gimana kalau kita lebih peduli sama tetangga masing-masing. Rasa-rasanya malu kalau selama ini kita sering mbedani sama tetangga. Tetangga belum bangun, kita sudah ribut sendiri. Tetangga pada pergi kita malah di rumah, trus tetangga sudah tutup pintu, kita malah baru datang dan mbrebegi mereka. Untungnya masih ada arisan RT, jadi masih ada kesempatan untuk ketemu tetangga. Kalau ndak, jadi apa kita. Padahal kita tahu kanjeng nabi paring sabda,” Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka dia harus memuliakan tetangga....”.
Nyi Prat Cuma diam sambil mendengarkan apa yang dikatakan ki Prat. Karena dia tau watak wantune ki Prat, kalau sudah ndhalil ndak suka dicandhet. Trus kalau sudah ngomong, akan marah kalau ditinggal pergi. Ngelmu pinter ngemong inilah yang menjadikan keluarga ki Prat dan nyi prat senantiasa anteng-anteng saja.
”Truss.. sampeyan mau apa ki?” Begini nyi.. aku sudah beli oleh-oleh dari ndesa, ndak mahal sih, tapi cukup untuk tandha tresna. Lha.. saya sudah buat tulisan sama ada gambarnya. Nanti ditali dijadikan satu, dan kita antar satu-persatu kepada tetangga-tetangga. Biar anak-anak nanti yang ngrampungi. Mereka seneng kok kalau disuruh-suruh.” ”Trus sampeyan tulisi apa itu?” Nyi Prat sedikit penasaran. ”Begini Nyi.. saya sudah ngeprint tadi pagi. Tulisannya,”MOHON MAAF ATAS SEGALA KHILAF DAN KESALAHAN, DOAKAN AGAR KAMI TETAP BERSIH DAN PEDULI, KI PRATONO DAN KELUARGA”
”Sik...sik...sik, mbok namanya dikompliti saja, jadi namaku ya dicantumkan. Kalau pakai nama njenengan, nanti saya yang ndak enak. Kalau mereka tahu nama njenengan, trus pasti nanti manggilnya ki Pratono, lha berarti kalau manggil saya jadi Nyi Pratono. Lha saya nyiprati apa nanti?”
”He...he...he.. kowe ki kok ya bisa guyon lho. Itu kan masalah teknis saja. Siapa tahu namamu jadi mberkahi. Smoga untuk selanjutnya kita bisa nyiprati tetangga-tetangga dengan oleh-oleh yang lainnya. Amin.”
”Kalau begitu, sekalian saja Ki. Untuk sedulur-sedulur yang jauh-jauh gimana? Mbakyu-mbakyu, kangmas-kangmas dan ponakan-ponakan? Kalau boleh saya usul, Njenengan tulis surat atau apa saja yang bisa dibaca mereka dan dikirim ke blog-blog apa itu yang njenengan cerita itu lho. Yaa... smoga saja dibaca. Sokur-sokur ditanggapi. Kan nanti jadi tambah rumaket persaudaraannya. Gimana Ki?”
SEPAKAT!!

Bersambung ...

BY M’prat

gravatar

Ki Prat, "Ndherek Tepang" itu bahasa inggrisnya apa ya..? maaf, karena lama di luar negeri, jadi lupa boso jowo... apa tanya dulu ya sama "Letto" sing "Wong Jowo"... hehehe...
dengan susah payah.. akhirnya paham juga jalan ceritanya... Ta' tunggu kelanjutannya loh Ki...

gravatar

Bersih dan peduli...klo di jakarta slogannya untuk memulai dari tetangga (slogannya apa ya? lupa...)
Ini salah satu tujuan kita buka blog...meski kita jarang ketemu dan surat2an tp tetap update silaturrohim...(update bingkisan...?:-))

gravatar

mustinya yg bahasa asing dicetak miring tho. redaksinya tanggung jawab lho. berarti rubrikbelajar harus dibuka ki, biar kenal banyak bahasa.. sapa tahu nanti ada kiriman pake bahasa sunda, lha gantian aku sing mumet tho.

gravatar

agar postingan sesuai dengan yang dikehendaki, bis posting sendiri dengan melihat langkah-langkah di halaman berikut

gravatar

iya nih rubrik bahasa masih lebaran ya...masih tutup...:-)

gravatar

punten sadayana mas....

abdi ma numpang lwt aja euy...

Bersih ame pduli lingkungan aje.....

Oleh2 bwt ponakan ade kan...

di tali satu-satu gak....

klw bsa talinya warna merah putih biar kyk tujuh belasan mass....