gravatar

sebuah hikmah...


Teringat kejadian beberapa tahun (-+ 6 th)yang silam. Sebuah pelajaran yang berharga bagiku. Ceritanya begini...

Waktu itu beberapa hari setelah suami di operasi usus buntu, meski sudah sembuh tapi bekas operasinya masih terasa nyeri dan kondisi belum 100%, aku dan suami pergi ke suatu pusat perbelanjaan dekat rumah untuk mencari sesuatu.

Sewaktu masuk parkir diberilah tiket parkir dan kami pun menandai jam masuk tidaklah sesuai (lebih lambat beberapa menit) dengan yang kami lihat di jam tangan dan jam mobil. Hal ini kami lakukan berdasar pengalaman beberapa kali, sebelumnya aku dan ponakan dikerjai oleh komputer (katanya) pencatat parkir.




Ternyata benar, begitu keluar, waktu yang tertera di tiket parkir lebih cepat beberapa menit dibanding jam tangan dan jam mobil. Sehingga mengakibatkan waktu kami melampaui dari 1 jam pertama barang beberapa menit yang berakibat dikenakan tambahan tarif parkir Rp 2.000,00.

Sungguh kesal hati saya yang kebetulan waktu itu saya yang setir mobil, dan suami di posisi sebelah kiri. Terjadilah sedikit cekcok (adu argumentasi), merasa ditipu dan meluaplah amarah saya karena tidak baru sekali dua kali dikerjai oleh team parkir di mall ini. Posisi saya masih di dalam mobil.

Melihat saya bersitegang dengan petugas parkir yang tidak mau mengalah yang jelas-jelas salah, dengan dalih yang mengolah komputer (jawaban yang sangat klise), suami pun dengan menahan nyeri pasca operasi turun menghampiri petugas parkir yang mulai kasar kata-katanya.

Dengan disaksikan antrian mobil yang mau bayar tiket parkir terjadilah cekcok yang lebih seru dari sebelumnya, karena merasa iba dengan suami yang belum sehat benar maka turunlah saya dari mobil, padahal saya orangnya tidak suka ribut (lebih baik diam daripada ribut) dengan niat membantu berargumen sang suami. Tapi saya pun yang notabenenya ga suka ribut itu terpancing juga.

Lama tak ada jalan keluar dengan kesalnya kami pun memutuskan segera meninggalkan mall dengan terpaksa membayar tarif tambahan yang hanya lewat -+2 menit itu dan itupun karena komputernya yang diutak-atik. Dan pastinya dengan gerutuan sepanjang jalan.

Kejadian belum cukup sampai di sini.

Sesampainya di rumah begitu masuk pintu rumah saya pun merogoh kantong baju yang tadinya tempat saya mengantongi amplop berisi uang Rp 500.000,00 hasil setoran. Deg. jantungku terasa berhenti.

Astaghfirullah...spontan saya berucap, sambil masih penasaran bolak balik buka dompet, tas, kantong baju, buka mobil barangkali amplop tsb jatuh di dalam mobil sewaktu turun dari mobil. Tetap saja amplop putih itu tidak kutemukan.

Innalillahi...dengan menghela nafas panjang bibir bergumam dan badan lemas dengan disaksikan suami, ternyata amplop itu hilang dan uangpun...raib.

Langsung ingatanpun melayang menuju kejadian tadi di mall. Ya sudahlah mungkin memang bukan rizki kita, ujarku kepada suami. Dugaanku, amplop itu jatuh di pintu keluar parkir dimana tempat kami bersitegang dengan tukang parkir, saat aku turun dari mobil. Kami pun langsung introspeksi, gara-gara ngebelain uang Rp 2.000,00 melayanglah Rp 500.000,00.

Hikmah langsung yang dapat kami petik saat itu :
1. Kami bersyukur Allah sangat sayang kepada kami, tidak ingin melihat hambaNya ini berbuat yang salah sehingga Dia langsung menegur kami dengan kehilangan uang kami.
2. Kita harus sabar menghadapi masalah.
3. Meski kita merasa benar tapi kalo cara kita mengingatkan orang dengan cara yang salah, maka hasilnya pun tidak baik.
4. Kita yang merasa lebih kuat harus mengalah menghadapi orang yang lebih lemah.
5. Biarkanlah Allah yang membalas seandainya kita berada di posisi yang kalah karena aturan manusia selama tidak menyinggung hal yang prinsip.
6. Semoga petugas parkir memang benar-benar tidak tahu kalau ada kecurangan di sistem parkirannya.


Demikian pengalaman yang bisa diambil hikmahnya bagi kami...

by bintara